Dalam dua tahun berikutnya, ketegangan antara kedua Korea
ini terus meningkat. Pada tanggal 25 Juni 1950, militer Korea Utara
menyeberangi perbatasan dan melakukan invasi atas Korea Selatan. Tindakan ini
memulai Perang Korea yang berlangsung selama tiga tahun dan memakan korban
sekitar dua juta nyawa. Gencatan senjata terjadi pada tahun 1953.
Yang menarik, karena perjanjian perdamaian tidak pernah
ditanda tangani, sampai sekarang kedua negara tersebut secara ‘resmi’ masih
dalam kondisi perang.
Sejak 1948, hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan
telah didominasi oleh pertanyaan tentang reunifikasi atau penyatuan kembali .
Ketika Presiden Korea Selatan, Kim Dae Jung, mulai berkuasa pada tahun 1998 ia
mengumumkan ‘Sunshine Policy’ , sebuah kebijakan yang bertujuan meningkatkan
interaksi antara kedua negara.
Pada tahun 1994, kematian Kim Il-Sung membawa Kim
Jong-Il menggantikan ayahnya sebagai
pemimpin baru Korea Utara. Pada tahun
yang sama, Korea Utara setuju untuk menghentikan program nuklirnya dan memulai
beberapa hubungan kerja sama dengan Amerika Serikat.
Pelunakan hubungan ini juga terlihat pada tanggal 13-15 Juni
tahun 2000, ketika pertemuan tingkat tinggi antar Korea diadakan untuk pertama
kalinya.
‘Sunshine Policy’ mendapatkan ujian pertama pada bulan
Oktober 2002 ketika AS mengumumkan Korea Utara telah kembali memulai program
rahasia senjata nuklir. Hal itu menyulut ketegangan antara AS dan Korea Selatan
dengan Korea Utara.
Dalam pidato pelantikan Presiden Korea Selatan Roh Moo Hyun
tanggal 25 Februari 2003, dia berjanji akan membangun Korea Selatan menjadi
‘pusat Asia Timur Laut', untuk meningkatkan hubungan antar Korea dan memimpin
Korea Selatan menuju 'era perdamaian dan kemakmuran'.
Pertemuan Tingkat Tinggi antar Korea kembali diselenggarakan
pada tanggal 2–4 Oktober 2007 di Pyongyang. Kim Jong-Il memberikan hadiah
kepada Presiden Roh Moo-Hyun berupa 4 ton ‘songi’ (jamur matsutake) senilai 2,6
juta dollar Amerika. Kedua kepala negara
mendiskusikan tentang kemajuan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan,
perdamaian di Semenanjung Korea dan kesejahteraan rakyat Korea dan penyatuan
Korea.
Menyusul ketegangan yang terus terjadi antara dua negara
karena Korea Utara terus melakukan uji coba nuklir, dan peluncuran artileri
dari Korea Utara yang menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua anggota
militer Korea Selatan, pada November 2010, Kementrian Penyatuan Korea Selatan
secara resmi menyatakan bahwa ‘Sunshine Policy’ gagal, dan membawa kepada
berakhirnya kebijakan tersebut.
Pada tanggal 17 Desember 2011, Kin Jong-Il meninggal setelah
menderita serangan jantung, dan putranya, Kim Jong-Un, diumumkan sebagai
pengganti.
Tanggal 1 Januari 2013, Kim Jong-Un menyampaikan pesan tahun
baru melalui siaran televisi, menyerukan
untuk membina hubungan lebih baik dengan Korea Selatan.
Tapi pada bulan Februari 2013, Korea Utara melakukan uji
coba nuklir ke-3, yang dikatakan dua kali lebih besar dibandingkan uji coba
pada tahun 2009.
Dan pada April 2013, Korea Utara mengatakan bahwa mereka
akan memulai fasilitas nuklir utamanya di Yongbyon, yang dikatakan akan
meningkatkan kekuatan nuklir Korea Utara secara kualitas maupun kuantitas.
No comments:
Post a Comment